FRWB Warga Batu Soroti Anggaran Rp.5Miliar Untuk Bangunan Pasar Sayur
BATU WWW.LBILENBARI.COM- Pasar Sayur Kota Batu yang menelan anggaran sebesar Rp 5 Miliar dana yang bersumber dari PAD, dan dilaksanakan pada tahun 2019 itu bocor pada Rabu (8/4/2020) kemarin, mendapat sorotan dari Koordinator Forum Rembug Warga Batu (FRWB), Sudarno.
Peresmian Pasar Sayur yang dilakukan oleh Wali Kota Batu, Dra. Hj. Dewanti Rumpoko, M.Si pada Senin (7/2/2020) lalu dengan seluas 3000 meter persegi itu, mengundang perhatian dari beberapa warga masyarakat Kota Batu, utamanya yang tergabung di dalam group WhatsApp (WA) FRWB.
Salah satunya Sudarno, selaku admin group yang juga sebagai Koordinator FRWB.
Menurutnya, semenjak peralihan dari Kotatif menjadi Kota Batu, pembangunan Pasar Sayur tersebut dinilai sangat ironis sekali. Sebab, dalam sejarah belum pernah terjadi kejadian seperti itu (bocor).
“Ya, semenjak Senin tanggal 17 Februari 2020 diresmikan ternyata diketahui hanya dapat bertahan 51 hari. Dan puncaknya, pada Rabu tanggal 8 April 2020 saat hujan deras, atap pasar di beberapa titik itu jebol dan bocor. Belum lagi ditambah air menggenang dimana-mana,” kata Cak Darno sapaan akrabnya kepada awak media, Kamis (9/4/2020).
Sudarno yang juga sebagai direktur Good Governance Activator Alliance (GGAA) ini menambahkan, memang ada perawatan dari pihak ketiga yang mengerjakan Pasar Sayur tersebut, selama 6 bulan kedepan.
“Akan tetapi setelah diperbaiki, apakah di kemudian hari tidak akan terjadi masalah serupa? Yang perlu di perbaiki adalah akar masalah dari kebocoran tersebut, sehingga dalam jangka panjang, tidak akan terjadi kembali,” imbuh dia.
Disebutkan dia, bahwa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berwenang dalam pengadaan barang dan jasa pun juga harus menjelaskan kepada publik, apa yang salah dalam pengerjaan Pasar Sayur tersebut. Sebab, kata dia hal itu sebagai bentuk akuntabilitas Pemerintah Kota Batu dalam melaksanakan pelayanan publik.
“Jadi dalam hal ini penerima manfaat (pedagang) juga jangana sampai dirugikan dengan kondisi seperti ini, karena bisa merusak kualitas dan kuantitas daripada dagangan para pedagang yang terkena dampak imbas dari air hujan,” sebutnya.
Meski begitu, tandas dia, DPRD Kota Batu sudah sangat perlu untuk mempergunakan hak-hak yang dimilikinya, semisal membuat hak angket untuk mempertanyakan kebijakan yang telah diambil.
“Apalagi juga OPD di Pemerintah Kota Batu mengabaikan masukan yang telah diberikan oleh DPRD, hingga akhirnya telah terjadi “boikot” saat peresmian pasar sayur berlangsung. Buktinya tak satupun rekan-rekan di dewan yang hadir meski telah di undang sekalipun,” ungkapnya.
Dipaparkan dia, bahwasanya kondisi tersebut sekaligus sebagai referensi, dimana nantinya Pasar Kota Batu yang akan di bangun dengan mempergunakan dana dari APBN sebesar kurang lebih 200 Miliar, jangan sampai nasibnya sama dengan Pasar Sayur itu.
“Ini patut menjadi perhatian serius, contohnya ketika terjadinya pelambatan atas respon pembangunan yang dilakukan oleh Kabupaten Malang, dimana dengan adanya pembangunan Pasar Mantung dan Pasar Karangploso, lambat laun Pasar Batu nantinya otomatis bakal tergerus pergerakannya,” bebernya.
Masih kata Sudarno, dalam kondisi seperti ini perlu adanya kelapangan dada pada pemimpin Kota Batu, untuk menerima masukan-masukan yang membangun dari para pihak.
“Ya, seperti masukan dari DPRD Kota Batu, tujuannya agar mampu menerapkan kebijakan yang tepat, serta penerima manfaat (pedagang dan pengunjung) dapat nyaman dalam memanfaatkan fasilitas pasar yang ada di Kota Batu kedepannya,” pungkas dia.
Sementara itu, Dani salah satu pedagang yang biasa berjualan di Pasar Sayur Kota Batu mengeluhkan soal kebocoran tersebut.
“Terus terang kami merasa was-was kalau hujan deras, sebab selain bocor airnya juga menggenangi stan kami,”tandasnya ( Dav)