Warga Desa Ngebrak Geram, Tutup Paksa Pabrik Beton Dikarenakan Kontraknya Habis

 

Kediri, Lensa Barometer Indonesia.
Aksi damai puluhan warga Desa Ngebrak Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri dengan menutup gerbang pabrik bahan baku pembuatan beton yang ada di Jalan Raya Kediri-Kertosono, Senin (10/2) pagi.

Samsul Munir salah satu tokoh warga mengatakan, aksi tersebut buntut dari permasalahan kerjasama antara pemerintah desa dengan perusahaan, PT. Merak Jaya Beton. “Warga tidak mengetahui jika lahan yang termasuk aset desa itu sudah disewakan kepada pihak perusahaan,” jelasnya.

Padahal, tanah tersebut bisa dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam, karena lahan sekitar pabrik juga digunakan warga dan ditanami padi, tebu, maupun tanaman lainnya. Menurut Gus Munir (sapaan Samsul Munir), pemerintah desa melakukan penandatanganan naskah perjanjian tanpa mengajak musyawaeah warga sekitar.

Bahkan, kontrak yang diajukan juga diperpanjang mulai tahun 2016 lalu hingga 2020. Pemerintah desa dan perusahaan, diketahui menyepakati beberapa hal, salah satunya nilai kontrak yang mencapai lebih dari Rp 100 juta. “Jadi, perpanjangan dari 2016 sampai 2018, itu pertama kali dan keduanya dari 2018 sampai 2020,” ucapnya.

Masih menurut Gus Munir, PT Merak Jaya Beton sudah habis kontrak pada 8 Februari 2020 dan harus pindah dari lokasi mulai kontrak habis. Bahkan, warga juga meminta pihak desa melakukan koordinasi maupun mediasi antara warga dan pihak PT. “Siapapun jelas juga, tiap hari nilainya berapa. Apakah masuk ke kas desa atau tidak, karena PT beroperasi di tanah kas desa,” imbuhnya.

Warga juga baru mengetahui adanya kontrak antara pihak PT dengan desa setelah adanya peristiwa salah satu tabung milik perusahaan yang meledak. Akibatnya, warga sekitar juga terdampak dari ledakan tersebut. Meskipun tidak ada korban, namun bahan material sampai ke rumah warga.

“Pada kontrak tersebut pihak PT juga mengajukan perpanjangan jam operasional. Setelah ada kesepakatan, seharusnya pihak PT harus memperhatikan ketentraman dan ketertiban umum, juga melakukan penyiraman sekitar pabrik serta memasang paranet. Ini dilakukan untuk meminimalisir debu yang ditimbulkan saat pabrik beroperasi sekaligus tidak beroperasi saat ada kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar,” pungkasnya. (JI/f)