Tolak Kenaikan BBM, Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah Turun Ke Jalan

Kediri, Lensa Barometer Indonesia.
Gerakan turun kejalan menolak kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah, melanda seluruh wilayah di Indonesia, tidak terkecuali di Kabupaten Kediri.
BACA JUGA:
Aksi Heroik Anggota Satlantas Polres Kediri Kota, Gagalkan Percobaan Bunuh Diri Di Jembatan
Puluhan Masa yang tergabung dalam Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Kediri gelar aksi damai di depan kantor pemerintahan kabupaten Kediri, Selasa (6/9).
Dalam orasinya para demonstran menuntut untuk Pemerintahan daerah maupun Dewan Perwakilan Daerah kabupaten Kediri untuk sepakat menolak penyesuaian harga BBM yang dikeluarkan pernyataan pemerintah pusat 3 September 2022 lalu oleh presiden RI Joko widodo.
Dikutip dari siaran pers Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Harga Pertalite diputuskan naik dari Rp 7.650 jadi Rp 10.000 per liter.
Seperti diketahui, harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar subsidi dari Rp 5.150 per liter jadi Rp 6.800 per liter, Pertamax non-subsidi naik dari Rp 12.500 jadi Rp 14.500 per liter.
Sementara itu, Dodi Purwanto Ketua DPRD Kabupaten Kediri tampak menemui para demonstran IMM saat berorasi, pihaknya mengapresiasi para rekan rekan mahasiswa hari ini, saya yakin kalian akan menjadi generasi penerus pimpinan pemerintahan kelak. “Saya juga prihatin atas kejadian naikan harga BBM saat ini, bukan tidak mungkin dampak inflasi mau tidak mau akan terjadi dengan naiknya harga bahan pokok nantinya, dan saya sepakat dengan kalian untuk tegas menolak Naiknya Harga BBM” tegasnya.
Diikuti dengan penandatangan pernyataan menolak kenaikan harga BBM para mahasiswa berjanji akan terus mengawal proses daripada suara rakyat yang diteruskan oleh DPRD Kabupaten Kediri ke kantor pusat.
Alfan Korlap aksi IMM ditemui ditengah aksi damai mengatakan, kami akan kawal terus sampai suara kami didengar, bukan tidak mungkin kami akan bawa masa yang lebih besar jika DPRD dan Pimpinan daerah bersekongkol dengan pimpinan pusat, kami jengah dengan janji janji manis mereka saat akan pemilihan.
“Tadi juga tidak nampak mas Dito untuk menemui kami, bagaimana kami yakin pimpinan kami di kabupaten Kediri bisa menjamin roda pemerintahan berjalan baik, menemui masa demontrasi saat ini saja tidak mau, kami hanya ingin berkeluh kesah dengan pimpinan kami tentang apa yang terjadi, kami hanya ingin masyarakat menjalani hidup damai, bahan pokok murah dan kesehatan terjamin,”ucapnya.
Masih menurutnya, bagaimana teknis nya itu adalah tugas pemerintah untuk memikirkan jalannya, kami sebagai agen perubahan hanya akan terus mengawal dan dan mendorong pemerintah daerah maupun pusat agar menjadi pemerintah yang lebih peduli dan dekat dengan rakyat dan menjadi pemerintahan yang lebih baik.
Usai menggelar aksi damai dan ditemui oleh Ketua DPRD Kabupaten Kediri, serta menandatangani kesepakatan bersama, masa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah membubarkan diri. (fn)