Pelaku UMKM Tape Ketan Asal Kuningan Miliki Inovasi Kompor Biomas Dari Pangdam Siliwangi
LENSA BAROMETER INDONESIA ||Dalam .rangkaian kunjungan kerja Pangdam III/Slw Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo yang didampingi Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah III/Slw Ny. Mia Kunto Arief Wibowo di Kodim 0615/Kuningan, Pangdam memberikan satu unit Kompor Biomas kepada Sukaesih.
BACA JUGA:
Danrem 121/Abw Tutup Patroli Terkoordinasi Seri 1 Tahun 2022 di Sarawak
Kompor Biomas pemberian Pangdam III/Slw diserahkan oleh Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah III/Slw kepada Sukaesih di sela-sela kegiatan meninjau stand UMKM Kodim 0615/Kuningan yang digelar di halaman Makodim 0615/Kuningan Jl. RE. Martadinata No. 97 Kuningan Jawa barat, Selasa (30/08/2022).
Demikian disampaikan Kapendam III/Slw Kolonel Inf Arie Tri Hedhianto setelah dikonfirmasi melalui saluran telepon.
Dikatakannya, Sukaesih adalah warga Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Cibingbin Kab. Kuningan. Ia merupakan anggota kelompok UMKM pembuatan tape ketan.
Dirinya merasa terharu bercampur bahagia atas pemberian Kompor Biomas dari Pangdam III/Slw, dengan mata berkaca-kaca karena bahagia, Sukaesih memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT dan mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Pangdam III/Slw dan Ketua Persit atas ketulusannya memberikan bantuan Kompor Biomas.
“Alhamdulillah Ya Allah, terima kasih Bapak Pangdam dan Ibu, atas pemberian Kompor Biomas, saya sangat senang sekali dengan bantuan Kompor Biomas ini, semoga amal baik Bapak Pangdam dan ibu mendapat balasan dari Allah SWT,” ucap Sukaesih.
Sukaesih menambahkan sebelumnya dalam usaha tape ketan menggunakan kayu bakar yang menjadikan dapur kotor, begitu juga kalau menggunakan gas akan berpengaruh kepada kualitas tape ketan, namun dengan Kompor Biomas kualitas tape terjaga karena menghasilkan api sesuai yang dibutuhkan. Selain itu bahan baku mudah untuk didapatkan dan tentunya otomatis akan menghemat pengeluaran dalam produksi.
Dirinya berharap dengan adanya “Kompor Biomas” dapat bermanfaat dan juga dapat membuat terobosan-terobosan baru terkait UMKM di Kuningan yang dapat memanfaatkan inovasi “Kompor Biomas” ini.
Kapendam menambahkan, inovasi Kompor Biomas ini pernah dipamerkan pada pameran inovasi Kodam III/Slw dalam rangka merayakan HUT Republik Indonesia ke 77 (17/08/2022) lalu dan Kompor Biomas ini menjadi salah satu Inovasi yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Inovasi “Kompor Biomas”, sambungnya, dilatarbelakangi oleh para Pelaku UMKM yang kesulitan dalam mendapatkan bahan baku juga bahan bakar untuk mamasak. Pasalnya Kompor Biomas ini hanya dengan limbah ranting kayu dan serbuk gergaji yang dipadatkan (wood pellet) mampu menghasilkan titik api 800 sampai dengan 900 derajat Celsius. Untuk mencapai titik api sebesar itu pada umumnya menggunakan batu bara yang memerlukan biaya cukup tinggi.
“Dengan adanya inovasi ini diharapkan dapat membantu meringankan para pelaku UMKM, mengingat penggunaan inovasi kompor biomas ini lebih hemat, proses pembakaran lebih cepat, menghasilkan panas api yang maksimal serta penggunaan bahan bakar yang mudah didapat, seperti limbah sampah,” jelasnya.
Selain itu, inovasi “Kompor Biomas” ini dapat dilengkapi dengan solar panel yang mana inovasi ini dapat menghasilkan listrik apabila terdapat kendala ketiadaan arus listrik dari PLN.
Kegunaan solar panel itu adalah untuk menggerakan blower yang terdapat di dalam rangkaian mesin inovasi “Kompor Biomas”, dan apabila perlu penerangan, dari panel yang telah disediakan, dapat juga dijadikan sumber listrik untuk penerangan menggunakan lampu LED.
“Di dalam rangkaian mesin inovasi kompor biomas ini juga terdapat sebuah botol berukuran kecil diisi air (booster air) yang berfungsi untuk meningkatkan suhu panas api kompor tersebut,” jelasnya.
Tidak hanya itu, dalam pengaplikasiannya inovasi “Kompor Biomas” ini dapat dikombinasikan dengan alat otomatis yang dapat menambahkan bahan bakar sesuai yang dibutuhkan, sehingga tidak perlu khawatir perihal besar atau kecil pengapian.
Dengan menghasilkan api yang konstan, inovasi kompor biomas ini juga dapat memproduksi garam, yang dengan hanya menggunakan bahan baku berupa air tua. Produksi garam yang dihasilkan bisa maksimal, pasalnya jika dengan menggunakan kuali yang tanpa pengaturan bahan baku pengapian, pada saat penambahan air dingin kedalam kuali dapat menyebabkan garam menjadi gosong. (Pendam III/lenbari.com)