Milenial Utas Jadi Forum Kritis Pengembangan Ekonomi Kretif

 

MALANG WWW.LBILENBARI.COM – Guna mewadahi pemuda kreatif khususnya pemuda Kabupaten Malang, Milenial Utas akhirnya melakukan Launching. Kegiatan yang mengusung tema “Satu Desa, Satu Pemuda Kreatif” ini dilaksanakan di Ascent Premiere Hotel and Convention Formely the Balava Kota Malang, Rabu (28/10).

Dalam forum tersebut, para peserta yang terdiri dari seluruh desa di 33 Kecamatan di Kabupaten Malang tidak hanya mendapatkan dorongan semangat dari tokoh nasional dan regional, Milenial Utas juga diajak sharing dalam dialog menumbuhkan ekonomi kreatif di Kabupaten Malang.

Hadir sebagai pembicara dalam Forum dialog ini Ketua Kadin Kabupaten Malang Priyo ‘Bogank’ Sudibyo, Dalang Wolak-Waliik Ki Jumali, dan musisi pop Yudi Prata, serta ketua umim Milenial Utas Zulham Ahkmad Mubarrok.

 

Ada banyak pesan yang disampaikan oleh mereka. ketua umum Milenial Utas Zulham Ahkmad Mubarrak misalnya, ia berpesan bahwa pemuda harus memiliki konstruksi berfikir yang luas. Pemuda harus berpikir tentang bagaimana untuk memberi, bukan untuk meminta.

“Karakteristik pemuda milenial itu kreatif. Kita hari ini hadir merupakan representasi dari pemuda kreatif Kabupaten Malang, yang siap merubah Kabupaten Malang,” katanya.

Sementata itu, Bogank mengimbau anak-anak muda harus bisa mandiri dan menjadi pengusaha, bukan pekerja. Sebab dengan menjadi pengusaha, kesempatan berkembang tanpa diperintah oleh orang menjadi lebih terbuka. Lain halnya jika menjadi pekerja.

“Menjadi pekerja itu berkreasi tapi atas perintah orang, bukan kemauan diri sendiri,” kata dia.

Yudi Prata pun meminta anak-anak muda Kabupaten Malang tidak berada di jalur mainstream. Dalam berkarya, sesekali boleh menabrak ‘aturan’ alias anti mainstream. Seperti single barunya yang berjudul Sak Celupan.

“Saya menciptakan dan menyanyikan lagu Jawa, tapi bukan genre ambyar. Apa pun, asal sesuai dengan pribadi kita,” tungkasnya.

Lebih jauh, Ki Jumali, seniman yang puluhan tahun malang melintang di dunia kesenian dan kebudayaan juga wanti-wanti agar pemuda menjadi diri sendiri, sesuai porsinya. “Jangan mengkritik presiden kalau kita tiidak punya ilmunya,” tegas dia.(Dav)